By Article Published 20 November 2012
PERANG DIJAMAN RASUL HIGGA SEKARANG,
DAN KEAJAIBAN DIDALAMNYA
Perang yang terjadi saat ini adalah perang dari dulu ketika zaman Rosululloh SAW, hingga saat ini. Perang yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW terbagi atas ghazwah (gazwah) dan sariyah (sariyyah). Ghazwah adalah perang yang dipimpin oleh Nabi SAW, sedangkan sariyah adalah perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan Nabi SAW
Dizaman Rosululloh SAW, perang diawali dengan perang badar, perang uhud, dan perang khandak. Perang Badar (17 Ramadan 2 H) dimenangi
oleh kaum muslim walaupun pada saaat perang badar tentara islamnya
sedikit dengan pertolongan alloh swt yaitu bala tentara yang turun dari
langit.Selanjutnya Perang Uhud (Syakban 3 H) yang
terjadi digunung uhud, perang uhud saat itu kaum mulim mendapat
kekalahan, karena pada awalnya kaum muslim menang, dengan memanahi kaum
yahudi quraisy dari atas bukit gunung uhud, namun karena ada harta kaum
yahudi yang tertinggal maka kaum muslim berbondong- bondong turun dengan
mengambil harta rampasan tersebut (ghanimah), maka kaum quraisy yahudi
berbalik arah dan memanah kaum muslim yang dibawah yang sedang mengambil
ghanimah tersebut, akhirnya kaum muslim banyak yang gugur, dan kalah. Dan selanjutnya Perang Khandaq (Syawal 5 H) yaitu perang dikota
Madinah bagian utara, perang ini dikenal dengan perang ahzab atau
perang gabungan. Kaum muslim membuat siasat perang dari ide sahabt rasul
yaitu salman alfarisi, yang mengusulkan membuat ranjau dengan melubangi
parit disekeliling kemah para kaum muslim, sehingga ketika kaum yahudi
meyerang maka kaum yahudi berjatuhan diranjau tersebut lalu dipanahi
oleh kaum muslim, perang khandaq dimenangi oleh kaum muslim.
Adapun peperangan yang dipimpin oleh para sahabat nabi, yaitu:
1. Perang Khaibar (7 H)
Lokasi perang ini adalah di daerah Khaibar. Perang Khaibar
merupakan perang untuk menaklukkan Yahudi. Masyarakat Yahudi Khaibar
paling sering mengancam pihak Madinah melalui persekutuan Quraisy atau
Gatafan. Pasukan muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad SAW menyerang
benteng pertahanan Yahudi di Khaibar. Pasukan muslim mengepung dan
memutuskan aliran air ke benteng Yahudi. Taktik itu ternyata berhasil
dan akhirnya pasukan muslim memenangkan pertempuran serta menguasai
daerah Khaibar. Pihak Yahudi meminta Nabi SAW untuk tidak mengusir
mereka dari Khaibar. Sebagai imbalannya, mereka berjanji tidak lagi
memusuhi Madinah dan menyerahkan hasil panen kepada kaum muslim.
2. Perang Mu'tah (8 H)
Perang ini terjadi karena Haris al-Ghassani raja
Hirah, menolak penyampaian wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan
Nabi Muhammad SAW. Penolakan ini disampaikan dengan cara membunuh utusan
Nabi SAW. Nabi SAW kemudian mengirimkan pasukan perang di bawah
pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini dinamakan Perang Mu'tah karena
terjadi di desa Mu'tah, bagian utara Semenanjung Arabia. Pihak pasukan
muslim mendapat kesulitan menghadapi pasukan al-Ghassani yang dibantu
pasukan Kekaisaran Romawi. Beberapa sahabat gugur dalam pertempuran
tersebut, antara lain Zaid bin Harisah sendiri. Akhirnya Khalid bin
Walid mengambil alih komando dan menarik pasukan muslim kembali ke
Madinah. Kemampuan Khalin bin Walid menarik pasukan muslimin dari
kepungan musuh membuat kagum masyarakat wilayah tersebut. Banyak kabilah
Nejd, Sulaim, Asyja', Gatafan, Abs, Zubyan dan Fazara masuk Islam
karena melihat keberhasilan dakwah Islam.
3. Penaklukan Kota Mekah/Fath al-Makkah (8 H)
Fath al-Makkah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar
belakang peristiwa ini adalah adanya anggapan kaum Quraisy bahwa
kekuatan kaum muslim telah hancur akibat kalah perang di Mu'tah. Kaum
Quraisy beranggapan Perjanjian Hudaibiyah (6 H) tidak penting lagi, maka
mereka mengingkarinya dan menyerang Bani Khuza'ah yang berada dibawa
perlindungan kaum muslim. Nabi Muhammad SAW segera memerintahkan pasukan
muslimin untuk menghukum kaum Quraisy. Pasukan muslimin tidak mendapat
perlawanan yang berarti, kecuali dari kaum Quraisy yang dipimpin Ikrimah
dan Safwan. Berhala di kota Mekah dihancurkan dan akhirnya banyak kaum
Quraisy masuk Islam.
4. Perang Hunain ( 8 Safar 8 H)
Perang Hunain berlangsung antara kaum muslim melawan kaum
Quraisy yang terdiri dari Bani Hawazin, Bani Saqif, Bani Nasr dan Bani
Jusyam. Perang ini terjadi di Lembah Hunain, sekitar 70 km dari Mekah.
Perang Hunain merupakan balas dendam kaum Quraisy karena peristiwa Fath
al-Makkah. Pada awalnya pasukan musuh berhasil mengacaubalaukan pasukan
Islam sehingga banyak pasukan Islam yang gugur. Nabi SAW kemudian
menyemangati pasukannya dan memimpin langsung peperangan. Pasukan muslim
akhirnya dapat memenangkan pertempuran tersebut.
5. Perang Ta'if (8 H)
Pasukan muslim mengejar sisa pasukan Quraisy, yang
melarikan diri dari Hunain, sampai di kota Ta'if. Pasukan Quraisy
bersembunyi dalam benteng kota yang kokoh sehingga pasukan muslimin
tidak dapat menembus benteng. Nabi Muhammad SAW mengubah taktik
perangnya dengan memblokade seluruh wilayah Ta'if. Pasukan muslimin
kemudian membakar ladang anggur yang merupakan sumber daya alam utama
penduduk Ta'if. Penduduk Ta'if pada akhirnya menyerah dan menyatakan
bergabung dengan pasukan Islam.
6. Perang Tabuk (9 H)
Lokasi perang ini adalah kota Tabuk, perbatasan antara
Semenanjung Arabia dan Syam (Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota
Mekah membuat seluruh Semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW. Melihat kenyataan itu, Heraklius, penguasa Romawi
Timur, menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum muslim. Pasukan
muslimin kemudian menyiapkan diri dengan menghimpun kekuatan yang besar
karena pada masa itu banyak pahlawan Islam yang menyediakan diri untuk
berperang bersama Nabi SAW. Pasukan Romawi mundur menarik diri setelah
melihat besarnya jumlah pasukan Islam. Nabi SAW tidak melakukan
pengejaran tetapi berkemah di Tabuk. Di sini Nabi SAW membuat perjanjian
dengan penduduk setempat sehingga daerah perbatasan tersebut dapat
dirangkul dalam barisan Islam.
7. Perang Widan (12 Rabiulawal 2 H)
Perang ini terjadi di Widan, sebuah desa antara Mekah dan
Madinah. Rasulullah SAW memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah
Quraisy. Pertempuran fisik tidak terjadi karena kafilah Quraisy lewat di
daerah tersebut. Rasulullah SAW selanjutnya mengadakan perjanjian
kerjasama dengan Bani Damrah yang tinggal di rute perdagangan kafilah
Quraisy di Widan. Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani Damrah
untuk membantu kaum muslim apabila dibutuhkan.
8. Sariyah Hamzah bin Abdul Muthalib (Ramadhan 1 H)
Perang ini merupakan sariyah pertama yang terjadi dalam
sejarah Islam. Sariyah ini berlangsung di dataran rendah al-Bahr, tidak
jauh dari kota Madinah. Perang ini melibatkan 30 orang muslimin dan 300
orang Quraisy. Pasukan muslimin dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib,
sedangkan pasukan Quraisy dipimpin Abu Jahal bin Hisyam. Perang ini
tidak menimbulkan korban karena segera dilerai Majdi bin Amr.
9. Sariyah Ubaidah bin Haris (Syawal 1 H)
Sariyah ini berlangsung di al-Abwa', desa antara Mekah dan
Madinah. Kaum muslim berjumlah 80 orang, sedangkan kaum Quraisy
berjumlah sekiyat 200 orang. Kaum muslim (semuanya Muhajirin) dipimpin
Ubaidah bin Haris, sedangkan kaum Quraisy dipimpin Abu Sa'ad bin Abi
Waqqas sempat melepaskan anak panahnya. Peristiwa tersebut menandai
lepasnya anak panah pertama dalam sejarah perang Islam.
10. Sariyah Abdullah bin Jahsy (Rajab 2 H)
Perang ini dipimpin Abdullah bin Jahsy, sedangkan kaum
Quraisy dipimpin Amr bin Hazrami. Perang ini terjadi di Nakhlah, antara
Ta'if dan Mekah. Kaum muslim berhasil membunuh Amr bin Hazrami dan
menahan dua orang Quraisy sebagai tawanan perang. Kaum muslim juga
memperoleh harta rampasan perang dan membawanya ke hadapan Nabi Muhammad
SAW. Nabi SAW menyatakan bahwa beliau tidak pernah menyuruh mereka
berperang karena pada bulan Rajab diharamkan untuk membunuh atau
melakukan peperangan. Peristiwa tersebut kemudian digunakan oleh kaum
Quraist untuk memfitnah dengan mengatakan kaum muslim melanggar bulan
suci. Pada saat itu turun firman Allah SWT surah al-Baqarah (2) ayat 217
yang menjelaskan tentang ketentuan berperang pada bulan Haram (bulan
Rajab)
11. Sariyah Qirdah (Jumadilakhir 3 H)
Sariyah Qirdah berlangsung di sumur Qirdah, suatu tempat di
Nejd (Arab Saudi). Kaum muslim berjumlah 100 orang penunggang kuda,
dipimpin oleh Zaid bin Harisah. Sariyah Qirdah bertujuan untuk
menghadang kafilah Quraisy dari Mekah. Perang ini berhasil dimenangkan
kaum muslim dengan menyita harta kaum Quraisy. Harta tersebut kemudian
dijadikan ganimah (harta rampasan perang), yang merupakan ganimah
pertama dalam sejarah perang Islam. Sebagian orang musyrik yang tidak
melarikan diri selanjutnya dibawa ke Madinah dan akhirnya menyatakan
diri masuk Islam.
12. Sariyah Bani Asad (4 H)
Sariyah ini berlangsung di Gunung Bani Asad, di sebelah
timur Madinah. Nabi Muhammad SAW memerintahkan kaum muslim untuk
menghadang Bani Asad yang berencana untuk menyerang Madinah. Nabi SAW
menganjurkan agar pasukan muslim berjalan pada malam hari dengan
menempuh jalan yang tidak biasa dilalui orang. Pasukan muslim yang
dipimpin Abu Salam al-Makhzum dan terdiri dari 150 orang berhasil
menyergap musuh. Mereka juga mendapatkan ganimah (harta rampasan perang)
dari pihak Bani Asad.
13. Sariyah Raji (Safar 4 H)
Sariyah ini berlangsung di Raji', yakni suatu daerah yang
terletak di antara Mekah dan 'Asfan dan melibatkan pasukan muslimin
melawan pasukan Bani Huzail. Perang ini dilatarbelakangi oleh rencana
pemimpin Bani Huzail, Khalid bin Sufyan bin Nubaih al-Huzali,untuk
menyerang Madinah. Nabi Muhammad SAW memerintahkan Abdullah bin Unais
meneliti kebenaran rencana tersebut. Abdullah kemudian membunuh Khalid
dan melaporkan kejadian itu kepada Nabi Muhammad SAW. Bani Lihyan,
cabang Bani Huzail merencanakan balas dendam atas terbunuhnya Khalid.
Mereka meminta agar Nabi Muhammad SAW mengirimkan beberapa sahabat untuk
memberi pelajaran agama Islam kepada mereka.Nabi Muhammad SAW
mengabulkan permintaan itu dan mengirimkan enam orang sahabat beserta
rombongan utusan Bani Lihyan. Keenam sahabat disergap oleh pasukan Bani
Huzail di Raji'. Para sahabat itu sempat mengadakan perlawanan, namun
tiga orang terbunuh dan tiga lainnya ditawan oleh musuh. Tiga orang
sahabat yang ditawan selanjutnya dibawah ke kaum musyrikin Mekah dan
akhirnya dibunuh.
14. Sariyah Biru Ma'unah (Safar 4 H)
Sariyah Bi'ru Ma'unah berlangsung di wilayah timur Madinah
antara kaum muslim dan Bani Amir. Nabi Muhammad SAW mengutus Amir bin
Malik (Abu Barra'), seorang pemimpin dari Bani Amir yang sebelumnya
menolak untuk memeluk agama Islam, beserta al-Munzir bin Amar dari Bani
Sa'idah untuk memimpin 40 orang tentara yang terdiri dari para penghafal
Al-Qur'an. Rombingan tersebut berjalan sampai di Bi'ru Ma'unah, yakni
suatu daerah antara Bani Amir dan Bani Salim. Mereka mengirimkan surat
kepada Amir bin Tufail, pemimpin Bani Amir, melalui seorang anggota
pasukan yang bernama Haram bin Malhan. Amir bin Tufail membunuh Haram
bin Malhan, sehingga memicu peperangan antara kedua belah pihak. Kaum
muslim mengalami kekalahan dalam sariyah ini karena semua pasukan gugur,
kecualil Ka'b bin Zaid al-Ansari. Rabi'ah, anak Abu Barra', membunuh
Amir bin Tufail dengan sebilah tombak sebagai balas dendam atas kematian
ayahnya.
15. Sariyah Ijla' Bani Nadir
Sariyah Ijla' Bani Nazir merupakan sariyah yang dilakukan
sahabat Nabi SAW untuk mengusir Bani Nadir dari tempat tinggal
mereka.Latar belakang tindakan ini adalah niat Bani Nadir untuk membunuh
utusan Nabi Muhammad SAW. Utusan Nabi SAW tersebut ingin menyelesaikan
maslaah pembunuhan yang dilakukan Amr bin Umayyah, kabilah Bani Amir dan
sekutu Bani Nadir, terhadap dua orang muslimin. Tindakan pengusiran ini
semula tidak mendapat tanggapan dari Huyay bin Akhtab, epmimpin Bani
Nadir, tetapi karena diancam akan diserang oleh kaum muslim akhirnya
mereka mau pindah daerahnya. Nabi SAW memberi jaminan keselamatan atas
harta benda dan anak-anak mereka sampai keluar dari Madinah. Sebagian
dari Bani Nadir menetap di Khaibar dan di Syam (Suriah).
16. Sariyah Zi al-Qissah
Sariyah berlangsung di Zi al-Qissah, sekitar 24 mil dari
Madinah, antara kaum muslim dan Bani Sa'labah. Bani Sa'labah berencana
menyerang peternakan kaum muslim di Haifa', suatu tempat yang jauh dari
Madinah. Setelah mengetahui rencana tersebutm pasukan muslimin segera
menyerang Bani Sa'labah dengan mengirim 10 orang yang dipimpin oleh
Muhammad bin Maslamah. Pasukan pertama itu gagal menjalankan tugas
karena mereka dibunuh ketika beristirahat di pinggiran desa. Muhammad
bin Maslamah melaporkan kejadian tersebut kepada Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya Nabi SAW mengirimkan pasukan kedua di bawah pimpinan Abu
Ubaidah bin Jarrah. Bani Sa'labah melarikan diri ketika Abu Ubaidah
sampai di tempat itu.
17. Sariyah Ka'b bin Umair al-Gifari (8 H)
Latar belakang sariyah ini adalah penolakan kaum musyrikin
di Zat Atlah, suatu tempat di Syam (Suriah),terhadap ajakan beberapa
utusan Nabi Muhammad SAW untuk memeluk agama Islam. Nabi SAW mengirimkan
15 tentara untuk menyerang mereka. Pertempuran tersebut berlangsung
sengit, dan akhirnya semua pasukan muslim menjadi syuhada, kecuali Ka'b
bin Umair al-Gifari (pemimpin perang) yang dapat menyelamatkan diri.
Sudah
lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan
menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.
Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini.
Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan
makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga
kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas
penjajahan Zionis semakin menguat. Akhirnya Israel melakukan serangan
“habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari
2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua
kekuatan hingga pasukan cadangannya.
Dunia juga menyaksikan bagaimana kapal-kapal bantuan dari negara lain dihalang dari memasuki Gaza. Umat
Islam yang peka risau tetapi negara-negara kuasa veto buat tak tahu
malah bersengkokol dengan Israel. Pemimpin-pemimpin negara Islam juga
seperti malu-malu alah dengan Amerika kecuali dua Perdana Menteri yang
lantang menyelar Israel dan Amerika iaitu Mahmoud Ahmadinejad, PM Iran dan yang terkini PM Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket
anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang
biasa dipakai para mujahidin Palestin, tidak akan mampu menghadapi
pasukan Israel yang didukung kereta kebal merkava yang dikenali
terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16,
helikopter tempur Apache, serta ribuan tan “bom canggih” buatan Amerika
Syarikat. Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para Mujahidin mampu membuat “kaum pengganas” itu tidak dapat menguasai Gaza, walau mereka hanya dengan berbekalkan senjata-senjata “kuno”.
Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah
tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para
mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa
“aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat
Gaza, ditulis para wartawan, bahkan disi
Pada zaman sekarang ini
juga banyak diceritakan adanya tentara Malaikat yang ikut berperang
melawan pasukan musuh kaum Muslimin. Ketika perang kemerdekaan melawan
Belanda dahulu kita juga banyak mendengar kisah ini dari orang tua kita
yang ikut bertempur di medan perang. Dalam perang Bosnia, Palestina,
Checnia dan lain lain banyak diceritakan kisah tentang tentara malaikat
yang ikut berperang. Di Ghaza Palestina banyak dikisahkan tentang
tentara malaikat yang berseragam putih yang menyerang tentara Israel
Tak lain dan tak bukan pasukan israel adalah bani isra’il yang berada dalam kalimat kalimat ayat alqur’an,
bahwasannya mereka telah Alloh SWT kutuk dan dijamin masuk neraka.
Mereka tak henti- hentinya membombardir kota palestina, dengan berbagai
macam roket hingga hancur luluh lantah, dengan menyerang para anak
kecil, anak yang tak tahu dosa mereka apa?, orang tua usia lanjut, rumah
sakit, dan rumah- rumah yang dihuni oleh masyarakat sipil.
Kaum
israel menginginkan masjidil aqsha hancur, dan menghabisi orang- orang
dikota palestina dan juga mengambil, menguasai wilayah kota palestin.
Masjidil aqsha adalah masjid dimana nabi muhammad saw singgah sebelum
kesidrotul muntaha, yang saat itu sedang terjadi peristiwa isra’mi’raj,
dimana isra’ mi’raj adalah perjalanan rosululloh SAW ke langit ketujuh
untuk menentukan berapa rakaat sholat wajib bagi seluruh umat muslim
didunia dengan mengendarai buroq (kendaraan tercepat melebihi kecepatan
cahaya) wallahu’alam bisshowab.
Banyak
kejadian aneh dan itu adalah pertolongan Allo SWT atas kaum uslim
dipalestin, dari mulai kaum berjubah putih, suara yang tak tahu
sumbernya dari mana, pasukan malaikat yang turun langsung,dan keajaiban
dari alloh yang lainnya., kun fayakun “ketika Alloh bilang terjadi, maka
terjadilah”.
Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah
rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan
Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok
pasukan Israel. Seluruh
anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah seorang
anak lelaki disoal siasat mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam. Saat
disoal siasat, sebagaimana ditulis laman Filisthin Al Aan (25/1/2009),
mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, lelaki itu menjawab dengan
jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan
tetapi tentera Israel itu malah marah dan memukulnya hingga pemuda
malang itu pengsan. Selama
tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, lelaki itu menjawab bahwa
para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentera itu naik
pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu
berseragam putih!”
Suara Tak Bersumber
Khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam
sebuah periuk api yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis
yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya
kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan
disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam
periuk api” kata pejuang tadi. Akhirnya,
sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas kerana mengira periuk
api itu tidak akan bekerja seoptimanya. Maklum, jumlah musuh amat ramai.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan
lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya
kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu
ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali. “Saya mencari sekeliling untuk
mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya
malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap
mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap
berada di lokasi. Ketika sebuah kereta kebal melewati periuk api yang
tertanam, sesuatu yang “ajaib” terjadi. Periuk api itu tiba-tiba meledak
amat dahsyat. Kereta kebal yang berada di dekatnya turut hancur. Ramai
tentera Israel meninggal terus. Sebahagian dari mereka terpaksa diangkut
oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata
mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina
menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin Al Aan (25/1/
2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat
seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum
rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga
melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin
disampaikan sang merpati. Begitu merpali itu melintas, para mujahidin
langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan
mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang
menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi cerita
“keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs
Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam
melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor
anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang
dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat
penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat
dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin
kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para
mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di
tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan
masalah untuk kami.”
Setelah itu, si anjing
duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya,
seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma.
Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik
yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian
Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam
(17/1/2009).
Saat itu sekelompok
mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank
Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus
mengawasi. Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba
turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara
Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Selamat Dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika
salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As
Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada
sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut. Yang
membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung
sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an
yang selalu berada di saku sang pejuang. Buku kumpulan doa itu
berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan
proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Pada perang jaman Rasulullah, sariyah pimpinan Ubaidah bin Alharits bin Abdul Muthallib terdapat kesalahan penempatan nama. Pemimpin kafilah Quraisy saat itu seharusnya Abu Sufyan bin harb bukan Saad bin Abu Waqqash. Namun yang melepaskan anak panah pertama kali dalam sejarah peperangan islam benar Saad bin Abi Waqqash. Sekedar meluruskan, barakallahu fiikum
BalasHapus